Minggu, 31 Mei 2009
TRAINING JURNALISTIK Menulis Artikel Opini dalam Bahasa Asing
Penulisan dengan menggunakan bahasa asing dapat dikaitkan dengan dakwah yaitu sebagai sesuatu yang harus disebarkan keseluruh umat manusia.
Kemudian Ustad Sapto Waluyo menunjukkan karyanya yang berjudul Why Should be Afraid of Islamic Party. Dan disini terjadi diskusi mengenai tulisan dari ustad Sapto. Baik masalah penggunaan kata, pemilihan judul dan lain sebagainya.
Jumat, 13 Maret 2009
URGENSI MENEJEMEN WAKTU BAGI MAHASISWA
Dalam kehidupan seorang mahasiswa pastilah banyak sekali kegiatan yang harus dilakukan apalagi bagi mereka sebagai aktifis yang punya kegiatan beragam dan padat. Mereka melakukan hal-hal yang diluar tanggungjawab mereka untuk belajar akademik di kampus dan mereka mencoba mencari ilmu lain yang sering disebut sebagai softskill.
Dalam perkembangannya tentu mereka sebagai aktifis tidak rela bahwa nilai akademik mereka turun gara-gara sesuatu yang sunnah ini. Meskipun waktu mereka tersita untuk mengurusi tambahan amanah yang diberikan oleh organisasi mahasiswa di kampus, mereka harus tetap membuat prestasi di bidang akademik. Maka yang harus di pelajari adalah bagaimana sebenarnya menejemen waktu yang baik. Menejemen waktu ini dalam artian bagaimana membuat waktu yang sangat singkat menjadi sangat produktif.
Orang tentu berfikir ketika kita membicarakan menejemen waktu maka yang terbesit dipikiran kita adalah tentang kedisiplinan. Orang akan lebih menghargai orang lain disebabkan karena karakter dan sikap yang dimiliki oleh orang lain tersebut dan salah satu hal yang dari karakter dan sikap ini adalah masalah disiplin. Terlebih ketika orang-orang ini adalah para aktivis kampus atau katakanlah pemimpin di organisasi bagaimana tidak harus disiplin, sebab perilaku orange lit ini akan memberikan efek bagi orang yang berada di bawahnya. Orang sering mencontoh karakter dan perilaku orang-orang yang di idolakan termasuk orang yang berada di atas mereka bahkan mereka terkadang meniru dengan tanpa menganalisa kecocokan dengan dirinya.
Berbagai konsekuensi harus dilalui seorang mahasiswa yang mengaku sebagai aktifis, mulai dari tidur hingga larut malam demi mengerjakan kegiatan atau tugas-tugas, berjalan dengan cepat karena sudah ditunggu orang, dan aktivitas-aktivitas lain yang sangat pada di setiap harinya. Inilah keadaan orang yang sibuk sehingga mereka hamper tidak pernah meluangkan waktu untuk hiburan. Maka dari sini diperlukannya menejemen waktu.
Orang sering mengatakan bahwa dia kecewa karena ia tidak mampu memenuhi target yang diberikan, atau ia tidak puas dengan hasil yang selama ini ia capai, maka ia kemudian mengangan-angan dan mengharap waktu berjalan mundur lagi dan ia akan melaksanakan banyak hal itu, padahal kalau saja waktu berulang ia mungkin melakukan hal yang sama bahkan mungkin lebih buruk. Ia terkadang tidak sadar bahwa kesempatan dan tantangan itu masih di depan mata.
Maka satu hal yang harus dimanfaatkan adalah bagaimana kita bisa memenej waktu kita dengan baik, bukankah sudah jelas bahwa hal yang bisa merubah diri kita adalah diri kita sendiri, jangan sampai ketika kita mengalami kegagalan maka kita akan mendapatkan kegagalan yang sama di waktu lain. Yang terpenting disini adalah mulai bergerak dengan bermain cantik yaitu menggunakan menejemen.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan tujuan dan cita-cita hidup baik kehidupan di kampus maupun paska kampus. Tanyakan pada diri, `Untuk apa saya hidup?' `Apa yang saya inginkan?','Apa yang harus saya lakukan?'. Dalam menentukan tujuan hidup mestilah realistis dan terukur dalam arti sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Karena orang-orang yang sukses dan bahagia adalah orang-orang yang mengetahui tujuan hidup dan menyadari kemampuannya.
Kemudian setelah menetapkan tujuan hidup barulah kita melakukan perencanaan. Mungkin kita perlu meluangkan sedikit banyak waktu kita untuk membuat perencanaan. Perencanaan yang kita buat adalah perencanaan yang akan mendukung tercapainya tujuan hidup kita. Paling tidak hal-hal yang harus kita kuasai untuk menunjang tujuan hidup kita. Setelah itubarulah kita membuat daftar detail hal-hal yang harus kita lakukan dalam waktu dekat dan mungkin jangka panjang. Kita bisa membuat ini menjadi lebih detail karena semakin detail maka akan semakin jelas hal yang akan kita laksanakan.
Setelah melakukan itu maka kita harus membatasi rencana. Mungkin kita mempunyai Terlalu banyak rencana. Bukanlah hal yang baik jika kita sadar tidak mungkin mengerjakan semuanya. Rencana yang terlalu banyak hanya akan membuat kita stres. Bahkan jika kita gagal mencapainya kita bisa frustasi atau mungkin akan menganggap remeh saja. Maka kita harus membuat rencana yang kita yakin dapat menyelesaikannya. Maka pilihlah hal-hal yang penting dan mendesak untuk dilakukan dan mengesampingkan hal lain diluar itu, untuk dikerjakan setelah hal-hal yang lebih urgent di atas. Pembatasan rencana terkait bagaimana kita bisa memilih prioritas yang harus dilakukan.
Kemudian kita harus meluangkan waktu. Walau kita sudah memiliki sejumlah rencana yang akan segera kita kerjakan, jangan lupa luangkan waktu kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi Kita pribadi. Misalnya tidur/beristirahat, melakukan hobi, berkumpul dengan keluarga dan sahabat, berolahraga, belanja, dan bermain internet. Tetapi jangan sampai kesenangan itu menyita waktu Kita sehingga mengesampingkan hal-hal yang lebih penting. Pentingnya meluangkan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan ini menghindarkan diri kita dari stress dan untuk merefresh pikiran dan tubuh.
Seorang mahasiswa yang memahami bagaimana pentingnya waktu akan senantiasa memanfaatkannya dengan luar biasa, produktifitas mereka mungkin bisa mengalahkan produktifitas 10 lebih mahasiswa lain hanya karena mereka berjuang dengan keras melebihi yang lain. Mereka bisa melakukan hal itu karena mereka bisa mengatur waktu mereka sehingga karya-karya yang mereka hasilkan lebih unggul secara kuantitas maupun kualitas.
Dengan demikian waktu Kita yang berharga akan lebih efektif. Jika Kita sudah mempraktekkan manajemen waktu ini dengan benar, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses!
Selasa, 30 Desember 2008
MENANGGAPI TRANSISI MODEL PENDIDIKAN SBI
Dalam kasus pergeseran ini banyak sekolah yang mengubah dirinya menghadapi perubahan dan keinginan masyarakat yang dalam hal ini adalah orang tua. Tidak sedikit sekolah yang kemudian berlomba-lomba mendirikan kelas akselerasi sebagai kelas unggulan dimana siswa hanya dikenai masa studi selama 2 tahun untuk sekolah dasar dan menengah, tentu hal ini lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan yaitu selama 3 tahun. Bukan hanya dalam itu saja, kali ini sekolah-sekolah sudah mulai membuat gebrakan baru dengan diusungnya sekolah berstandart internasional yang dengan standart ini sekolah menerapkan gaya belajar menggunakan bahasa inggris dengan penambahan sarana prasarana yang memadai. Dengan sekolah berstandar internasional ini diharap siswa mampu bersaing dikalangan manca Negara.
Tentu saja kalau kita melihat hal ini adalah suatu perkembangan yang cukup besar bagi pendidikan bangsa kita karena dengan perubahan semacam ini dunia pendidikan Indonesia akan lebih dikenal dimata internasioanal. Namun sudah benarkan hal ini dilaksanakan dengan baik.
Perubahan ini sudah sepantasnya di renungkan kembali sebab banyak diantaranya sekolah yang hanya menggunakan label berstandart internasional hanya untuk menarik orang tua untuk mensekolahkan anaknya disana. Disisi lain dengan perubahan semacam ini sekolah biasanya menaikkan biaya SPP yang dibebankan kepada orang tua dengan berbagai alasan. Yang menjadi pertanyaan adalah sepadankan biaya yang dikeluarkan orang tua tersebut dengan service yang diberikan. Jangan sampai dengan mebayar SPP yang lebih tinggi output yang dikeluarkan sama atau malah lebih rendah dari sekolah pada umumnya. Kalau lebih dicermati lagi, sekolah yang mengklaim dirinya sebagai sekolah berstandar internasional haruslah mempunyai kurikulum yang berstandar internasional juga seperti International General Certificate of Secondary Education (IGCSE). Jika ada sekolah berstandart internasional kemudian masih menggunakan kurkulum yang lama atau kurikulum yang sama dengan sekolah yang biasa tentu hal ini patut dipertanyakan.
Bukan hanya dalam masalah kurikulum saja, guru yang mengajar dan sarana prasarana tentunya harus menunjang dengan system yang baru ini. Para guru harus diberi pelatihan sehingga mereka mengerti betul masalah model belajar dan kurikulum yang ada. Mereka haruslah mampu menggunakan bahasa inggris dengan aktif dalam kelasnya. Tetapi kenyataannya banyak dari sekolah yang menggunakan label ini tidak mempunyai cukup guru diluar guru bahasa inggris yang menguasai bahasa inggris. Apalagi dengan guru lama yang mungkin menginjak masa tuanya tentu akan sulit dalam mengupdate kemampuan bahasa inggrisnya lagi. Dalam masalah tersedianya sarana prasarana, sekolah berstandart internasional ini haruslah menyediakan ruang kelas, ruang observasi, laboratorium bahasa, lab matematika, laboratorium IPA dan Komputer, ruang perpustakaan, ruang ketrampilan, ruang kesenian serta fasilitas olahraga ataupun fasilitas lain yang mendukung. Kebutuhan ini haruslah dipenuhi sebab percuma apabila dilakukannya system yang berstandar internasional akan tetapi tak ada fasilitas yang cukup untuk proses belajar mengajar.
Menanggapi uraian tadi sudah sepantasnya pergeseran model sekolah di Indonesia ini di tanggapi dengan serius, mengingat sekolah adalah sarana untuk mencerdaskan anak negeri. SBI bukan hanya sebagai pencitraan sekolah agar mendapat perhatian dari masyarakat, akan tetapi esensi dari sekolah ini haruslah turut diperhatikan untuk kemajuan bangsa.