Selasa, 30 Desember 2008

Pengoptimalan Pasar Tradisional Sebagai Solusi Strategis Problematika Perekonomian Rakyat

Perkembangan perekonomian suatu masyarakat ditentukan dalam berbagai sisi. Bisa ditentukan dari segi seberapa besar masyarakat memiliki daya beli, kecil tidaknya angka pengangguran, kelancaran perdagangan bahkan sampai dilihat dari angka kriminalitas dan jumlah angka kematian yang terjadi. Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup suatu masyarakat.
Dalam lingkup perdagangan, perdagangan dalam dewasa ini mulai bergeser sejak terdapat pasar tradisional sampai mini market dan mal-mal megah yang berada ditengah-tengah kota. perkembangan ini tidak dapat dibendung seiring dengan perubahan dinamika pemikiran dan perilaku konsumsi masyarakat serta tingginya angka investasi dari banyak pengusaha-pengusaha local sampai investor dari penjuru dunia yang menanamkan sahamnya di kota-kota dan desa karena dianggap Negara Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan dan meningkatkan kuantitas materinya. Hal inilah yang menyebabkan banyak mal dan gedung-gedung baru sebagai tempat transaksi perdagangan menjamur di berbagai tempat.
Selama ini sudah banyak konsumen yang beralih belanja ke pasar modern. Pertimbangan utama mereka yang tadinya adalah kenyamanan dan hiburan mulai beralih ke kualitas. Ironis memang bagi dampaknya pasar tradisional, akan semakin sepi dan dijauhi oleh pembeli. Padahal pasar tradisional bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian rakyat.
Kendati peraturan yang dikeluarkan pemerintah tentang pasar modern sangat melindungi pasar tradisional, dalam prakteknya, peraturan ini kurang mendapat perhatian pemerintah kabupaten/kota. Umumnya Pemerintah Kabupaten/Kota berpendapat bahwa izin pendirian hypermarket ditentukan oleh pemerintah pusat. Sementara, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Departemen Perdagangan) menyatakan bahwa pemerintah pusat akan mengeluarkan izin pendirian hypermarket apabila ada usulan dari daerah. Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan berlarut-larut dalam menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pelaku usaha di pasar tradisional. Untuk itu, diperlukan adanya ketegasan Pemerintah serta koordinasi dalam penentuan dan pengimplementasian kebijakan, baik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi, maupun antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata karena keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional. Sehingga langkah utama yang harus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional adalah dengan memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional, mengatasi masalah PKL disekitar pasar, dan memperbaiki sistem manajemen, baik di dinas perpasaran maupun di pasar tradisional itu sendiri.

Tidak ada komentar: