Minggu, 31 Mei 2009

Diskusi Paska Kampus Tantangan dalam Dunia Birokrasi

Ust. Iman
Pada sesi ini diisi oleh ustad iman, dan memberika wawasan tentang dunia birokrasi. Realita yang ada didunia birokrasi saat ini adalah dunia birokrasi saat ini tidak responsive atau lamban, mbulet, tidak transparan, tidak efisien, koruptif, rekruitmen dengan KKN, jenjang karir tidak jelas dan persaingan tidak sehat.
Pertama adalah tidak responsifnya birokrasi hal ini dikatakan bahwa birokrasi terlalu lamban dalam melakukan tindakan, belum lagi dengan tahapan-tahapan yang lama dan berjenjang sehingga terkesan mbulet dan tidak jelas. Transparansipun ditanyakan dalam dunia borokrasi ini sebab tindakan koruptif sudah merajarela. Tindakan KKN ini mengindikasikan bahwa birokrasi yang ada tidak transparan dan jauh dari harapan masyarakat. Hal lain dari itu adalah bahwa dalam birokrasi masih terpadat ketidakjelasan dalam jenjang karir dan persaingan tidak sehat oleh karena itulah sedikit orang yang tepat masuk dalam lini birokrasi.
Kondisi ini tentunya adalah sebagai suatu tugas dari kita bersama untuk diselesaikan.

Dialog Tokoh Kepemimpinan

Prof Mahmud Zaky
Pada sesi ini diisi oleh bapak Mahmud Zaky beliau adalah mantan rector ITS. Beliau memaparkan bahwa membina kepercayaan disekeliling dan bekal dikeorganisasian sangat penting dalam masa depan.
Dalam memberikan ilmu haruslah yang terbaik dengan bemberikan ketrampilan agar obyek dapat mencari ilmu secara mandiri. Pendidikan saat ini tertinggal karena berorientasi pada nilai bukan ilmu dan dalam melakukan sesuatu tidak ikhlas melainkan ada riya’.
Yang menarik pada diri Prof Zaky adalah beliau menjalani hidupnya dengan mengalir. Beliau tidak pernah menargetkan sesuatu. Atau menetapkan target yang harus dicapai dalam hidupnya. Ustad zaky melakukannya dengan bagus tahap-demi tahap yang ia lalui sehingga berbuah kesuksesan.
Ketertinggalan yang saat ini terjadi disebabkan oleh kemandirian yang belum ada pada masyarakat Indonesia. Rasa dependensi masih mengakar pada bangsa ini. Itulah yang menyebabkan ketertinggalan yang terjadi.

Studi Pustaka Model Kepemimpinan dalam Gerakan Islam

Penulis buku : Musthafa Muhammad Thahhan
Judul buku : Model Kepemimpinan dalam Amal Islami

Buku ini memaparkan tentang biografi singkat tokoh yang diteliti mulai dari kecil hingga dewasa. Mengemukakan tantang pemikiran, sikap, hidup dan dampak perjuangan yang dilakukan oleh tokoh tersebut. Kemudian tokoh tersebut disimpulkan watak atau sifat yang perlu dikembangkan dan tokoh pergerakan islam yang dapat ditularkan kepada generasi penerus.
Tokoh pertama yang dibahas adalah Dr. Mustafa as-Sibai, beliau adalah seorang pendidik dan komandan perang. Beliau merupakan pendiri dari gerakan Ikhwanul Muslimin dan menjadi perang dalam perang melawan penjajah perancis di suriah dan penjara zionis di palestina.
Tokoh yang kedua adalah Izzuddin al-Qassam seorang komandan dan ahli strategi. Beliau yang mengorbarkan revolusi melawan perancis pada tahun 1919 dan dijatuhi hukuman mati tapi beliau melarikan diri ke palestina dan tahun 1922 menetap di Haifa dan menjadi guru di masjid An-Nasr.
Tokoh yang ketiga adalah Muhammad bin Badis seorang pendidik dan budayawan. Beliau hafal Al-Quran sejak umur 13 tahun. beliau mendirikan Jam’iyah ulama Al-Jaza’iryah pada tahun 1931. Akhirnya beliau membangun sekolah dengan ongkosnya sendiri dan mencapai 350 sekolah.
Tokoh yang keempat adalah Maulana Abul A’la al-Maududi, beliau adalah seorang pemikir dan penulis. Beliau adalah penulis buku jihad fisabilillah pertama dalam umur kurang dari 20 tahun.
Dan yang terakhir adalah Said Badi’uzzaman an-Nursi seorang pembimbing ruhani. Beliau adalah pendiri dari ittihad muhammadi dengan slogan persatuan, kebebasan dan pembaharuan dengan warna islam.

TRAINING JURNALISTIK Menulis Artikel Opini dalam Bahasa Asing

Pentingnya penulisan artikel opini dalam bahasa asing dilatarbelakangi oleh obyek tulisan bukanlagi nasional tapi seluruh dunia dan akan bisa tukar informasi dengan penulis mancanegara lain melalui dialog dan sebagainya. Urgensi yang lain yaitu sebagai ujian dalam meningkatkan kompetensi dan membawa misi untuk ikut andil dalam mempengaruhi kebijakan global.
Penulisan dengan menggunakan bahasa asing dapat dikaitkan dengan dakwah yaitu sebagai sesuatu yang harus disebarkan keseluruh umat manusia.
Kemudian Ustad Sapto Waluyo menunjukkan karyanya yang berjudul Why Should be Afraid of Islamic Party. Dan disini terjadi diskusi mengenai tulisan dari ustad Sapto. Baik masalah penggunaan kata, pemilihan judul dan lain sebagainya.

KAJIAN ISLAM KONTEMPORER Ihsanul Amal & Etos Kerja dalam Perspektif Islam

Pada sesi kali ini diisi oleh Ustad yang berbeda dari biasanya. Ustad Bambang memulai dengan menjelaskan sebab kemunduran Islam menurut Imam Al-Ghazali diantaranya adalah:
1. Meninggalkan sunnatullah yang berupa sebab akibat.
2. Bodoh terhadap dunia
3. Merebaknya jabariyah
4. Kemunduran iptek dan pemikiran
5. Lemahnya perencanaan
6. Tidak profesionalisme dalam beramal.

TRAINING PENGEMBANGAN DIRI (Emotionally Intellegent Leaders)

Dalam sesi yang tergabung dalam LATGAB ini ustad Arief Munandar memberikan penjelasan tentang Emotionally Intellegent Leaders lanjutan bulan lalu.
Dalam teori kepemimpinan sebenarnya tidak ada gaya yang paling baik untuk diterapkan, hanya saja tepat atau tidak dalam menerapkan gaya tersebut. Yang menjadi penentu dalam penerapan gaya adalah waktu, kondisi dan sasaran. Secara garis besar hal ini dapat diterapkan pada 5W + 1H dimana Why menyatakan mengapa harus menggunakan gaya ini dan itu, Who menyatakan kepada siapa gaya tersebut cocok untuk diterapkan, where menyatakan dimana gaya tersebut tepat untuk digunakan, when menyatakan kappa gaya tersebut layak dan how menyatakan bagaimana penerapan gaya tersebut yang benar.
Dalam hal kepemimpinan tentunya harus memiliki visi yang jelas. Dan dalam melakukan visi pastikan bahwa pemimpin memiliki komunikasi yang baik, sehingga pesan-pesan yang ada dapat dikomunikasikan dengan baik dan tersampaikan. Pengungkapan visi dapat menggunakan metode tergantung pada kondisi dan kebutuhan saat itu. Esensi dari komunikasi adalah apa yang didengar oleh orang lain bukan apa yang disampaikan. Tidak ada istilah audience salah tangkap, yang ada adalah pembicara salah dalam menyampaikan.
Domain dalam ketrampilan adalah intrapersonal dan interpersonal. Dalam intrapersonal skills dapat diartikan sebagai ketrampilan terhadap dirinya sendiri yaitu ketrampilan berdamai dan menjalin hubungan dengan diri sendiri, sedangkan intrpersonal skills adalah kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan.
Ketrampilan atau yang lebih sering disebut sebagai skills bersifat learnable bukan teachable. Dimana proses learnable membutuhkan exercise dan train. Intrapersonal skill adalah sebagai modal dalam membangun interpersonal skills. Hal ini bisa dikatakan bahwa ketika seseorang belum selesai dengan masalahnya maka kemampuan dia tidak akan berkembang secara maksimal. Body dan mindnya tidak bisa digunakan secara optimal dalam membangun interpersonal skills.
Membangun interpersonal relation skills melalui mengatur aturan pribadi (individual rules). Yang menentukan sakit dan nikmatnya suatu keadaan bukan stimulus yang masuk tetapi individual rules. Stimulus hanya bersifat merangsang tubuh dan yang akan mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang menyenangkan atau menyakitkan adalah individual rules.
Rules adalah believe dan dianggap benar oleh pikiran dan tubuh kita dan akan menghasilkan respon yang berbentuk prilaku. Kita dapat mengubah rasa tidak enak menjadikan sesuatu yang menyenangkan dengan menejemen rules ini. Sebagai contoh sebuah kritikan bagi seseorang mungkin merupakan rules yang negative tetapi kita dapat mengubah bahwa kritikan adalah rule positif yang bersifat membangun.
Dalam kesuksesan dikenal dengan istilah kompetensi dan kontribusi bukan jabatan, sebab jika orientasi kesuksesan adalah jabatan maka seseorang akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuan yang berupa jabatan itu. Jabatan haruslah dimaknai sebagai efek samping dari kesuksesan dan parameter yang seharusnya dapat diukur adalah kompetensi dan kontribusi, sehingga seseorang akan berlomba-lomba dalam meningkatkan kompetensinya dan memperbanyak kontribusinya.
Setiap organisasi yang besar haruslah mempunyai standart yang jelas dan tinggi. Sindrom we are unix and different mengajarkan agar kita tidak meniru orang lain.

MENUJU GERAKAN PEMUDA YANG SINERGIS

Telah kita ketahui bersama bahwa dalam penentu dan pengawal dinamisasi bangsa tidak terlepas dari pemuda. Pemuda sebagai ujung tombak bangsa yang akan menjadi penerus perjuangan untuk mencapai pembaharuan. Terlepas dari kontroversi bahwa tanggal 20 Mei 1908 apakah suatu waktu yang tepat dalam mengindikasikan kebangkitan nasional maka sudah sepantasnya hal ini disikapi dengan baik bahwa peringatan ini kita jadikan sebagai momentum dimana momentum disini adalah keadaan 1 derajar celcius yang bisa membuat air yang bersuhu 99 derajat celcius berubah menjadi air yang mendidih dan merubah wujud menjadi uap. Maka timbul suatu pertanyaan apakan kita sudah menyikapi momentum peringatan kebangkitan nasional dengan baik dan sesuai dalam setiap keadaan yang seharusnya bisa menjadi titik tolak dalam kebangkitan ini. Apalagi sebagai pemuda yang seharusnya mampu melakukan pergerakan.
Kita melihat fenomena pemuda sekarang yang lebih suka mengikuti kesukaan atau selera mereka yang dalam hal ini adalah selera negative. Sering mengikuti konser musik dan larut dalam goyangan dan suara merdu penyanyi, atau mereka terlelap dengan kegiatan atau aktivitas lain yang tidak membawa manfaat atau bahkan banyak yang tidak tahu ia harus melakukan apa sehingga tidak meningkatkan produktifitasnya sebagai pemuda. Hal semacam ini tentunya akan berdampak pada akselerasi dari kamunitas tempat pemuda tersebut yang dalam hal ini komunitas dapat digeneralisasikan sebagai bangsa Indonesia.
Tidak pernah terbayang pada benak bahwa bangsa yang sudah merasakan nikmatnya kemerdekaan begitu lamanya masih tidak dapat berfikir visi kedepan. Timbulnya rasa apatisme dan hedonisme seakan-akan sudah menjadi kewajaran dalam kehidupan. Meskipun secara tidak sadar, faham inipun dianut mentah-mentah oleh kaum pelajar mahasiswa sampai penguasa yang saat ini duduk di pemerintahan, mereka mulai mementingkan kepentingan pribadi dan golongan mereka dari pada kepentingan bangsa dan membangun visi bersama. Pemuda zaman sekarang terjebak dalam situasi ini. Berangkat dari sinilah maka bangsa Indonesia ini tidak akan bisa membuat gerakan yang massive.
Oleh karena itulah hal ini perlu disikapi dengan baik. Setidaknya sebelum mulai melakukan pergerakan ada hal-hal yang herus terpenuhi terlebih dahulu. Pertama adalah pemuda sebagai kader bangsa haruslah memenuhi criteria yaitu intelektual yang tinggi, semangat yang membara dan fisik yang kuat. Kedua adalah penyamaan visi. Disini haruslah kita melakukan pengkajian bersama atas isu yang berkembang, kemudian dari sini akan muncul visi yang akan diusung dengan berlatar belakang ketidakpuasan atas isu tersebut. Dan yang ketiga adalah penyatuan elemen. Seperti yang kita ketahui, gerakan separatism tidak akan bisa memperoleh harapan yang jelas. Oleh karena itu dibutuhkan sinergisitas oleh tiap elemen.
Dari ketiga syarat tersebut diatas bukanlah tugas yang mudah untuk dicapai. Tapi bukan juga sebuah tugas yang rumit untuk dikerjakan. Ketika ketiga criteria tersebut sudah ada maka gerakan yang massive akan terbentuk.

Oleh: Fikih Fiddin A
Peserta PPSDMS NF Regional 4 Surabaya
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro FTI ITS