Selasa, 30 Desember 2008

MEMBANGUN KADER YANG AMANAH DAN ISTIQOMAH DEMI TERWUJUDNYA PROFESIONALISME DAKWAH

Setiap manusia yang telah berikrar bahwa Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai rasul Allah, maka sudah menjadi suatu kewajiban bagi dirinya untuk memahami nilai-nilai Islam dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada setiap dimensi kehidupan seharusnya nilai-nilai Islam mewarnai dan menjadi pokok dan sendi dalam segala aspek, baik aspek pemerintahan, social, budaya, ekonomi dan juga segala hubungan dengan masyarakat. Namun dalam realita yang ada serta fenomena yang ada pada ummat, bahwa banyak yang masih tidak memahami Islam secara komprehensif dan tidak mampu mengamalkannya secara menyeluruh. Dan orang yang dapat menerapkannya dalam hidupnya jarang dari mereka yang konsisten dan bertahan dengan baik.
Dalam membangun masyarakat yang tertanam didalamnya nilai-nilai Islam tentunya dibutuhkan para pelopor yang mampu menggagas ide untuk diperjuangkan melalui menyerukannya ajaran Islam kepada masyarakat. Pelopor inilah yang nanti menjadi kader dakwah sebagai orang yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat untuk mengemban tugas yang mulia dalam menyerukan kebenaran.
Idealnya sebagai kader dakwah yang berjuang dijalan Allah, wajib darinya untuk mempunyai sifat yang amanah, karena dengan sifat inilah nantinya mampu mencapai keberhasilan. Amanah didefinisikan sebagai karakter dari kejujuran dan keadilan dalam melaksankan tugas atau profesi yang diberikan. Begitu besar makna dan perannya dalam kehidupan, khususnya dalam kehidupan Dakwah Ilallah. Dakwah Ilallah akan terasa hampa dan kering tanpa amanah. Dakwah Ilallah akan hancur, paling tidak menyimpang dari jalan dakwah itu sendiri tanpa amanah, terlebih lagi jika yang tidak amanah itu para pemimpinnya, ulamanya dan para orang kaya yang ada di dalamnya. Amanah akan menimbulkan kepercayaan dan kepercayaanlah yang menyebabkan banyak orang respect. Melalui sifat amanah inilah para penyeru kebenaran dan para penggagas tertanamnya nilai-nilai Islam bergerak, sebab kita tahu sendiri bahwasanya amanah inilah yang nantinya dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.
Selain amanah, dalam dakwah dibutuhkan juga kader-kader yang mempunyai keistiqomahan yang tinggi dalam menegakkan tiang-tiang agama. Berdasarkan definisinya Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqamah ia menjawab bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapa pun).
Akhirnya dari amanah dan keistiqomahan inilah nantinya tumbuh kader-kader dakwah yang professional dan mampu mengejar serta mewujudkan masyarakat islami.

Pengoptimalan Pasar Tradisional Sebagai Solusi Strategis Problematika Perekonomian Rakyat

Perkembangan perekonomian suatu masyarakat ditentukan dalam berbagai sisi. Bisa ditentukan dari segi seberapa besar masyarakat memiliki daya beli, kecil tidaknya angka pengangguran, kelancaran perdagangan bahkan sampai dilihat dari angka kriminalitas dan jumlah angka kematian yang terjadi. Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup suatu masyarakat.
Dalam lingkup perdagangan, perdagangan dalam dewasa ini mulai bergeser sejak terdapat pasar tradisional sampai mini market dan mal-mal megah yang berada ditengah-tengah kota. perkembangan ini tidak dapat dibendung seiring dengan perubahan dinamika pemikiran dan perilaku konsumsi masyarakat serta tingginya angka investasi dari banyak pengusaha-pengusaha local sampai investor dari penjuru dunia yang menanamkan sahamnya di kota-kota dan desa karena dianggap Negara Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan dan meningkatkan kuantitas materinya. Hal inilah yang menyebabkan banyak mal dan gedung-gedung baru sebagai tempat transaksi perdagangan menjamur di berbagai tempat.
Selama ini sudah banyak konsumen yang beralih belanja ke pasar modern. Pertimbangan utama mereka yang tadinya adalah kenyamanan dan hiburan mulai beralih ke kualitas. Ironis memang bagi dampaknya pasar tradisional, akan semakin sepi dan dijauhi oleh pembeli. Padahal pasar tradisional bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian rakyat.
Kendati peraturan yang dikeluarkan pemerintah tentang pasar modern sangat melindungi pasar tradisional, dalam prakteknya, peraturan ini kurang mendapat perhatian pemerintah kabupaten/kota. Umumnya Pemerintah Kabupaten/Kota berpendapat bahwa izin pendirian hypermarket ditentukan oleh pemerintah pusat. Sementara, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Departemen Perdagangan) menyatakan bahwa pemerintah pusat akan mengeluarkan izin pendirian hypermarket apabila ada usulan dari daerah. Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan berlarut-larut dalam menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pelaku usaha di pasar tradisional. Untuk itu, diperlukan adanya ketegasan Pemerintah serta koordinasi dalam penentuan dan pengimplementasian kebijakan, baik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi, maupun antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata karena keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional. Sehingga langkah utama yang harus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional adalah dengan memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional, mengatasi masalah PKL disekitar pasar, dan memperbaiki sistem manajemen, baik di dinas perpasaran maupun di pasar tradisional itu sendiri.

MEREKA YANG MERUGI DAN MEREKA YANG BERUNTUNG

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS: Al Ashr 1-3)  

Imam Safi’i pernah mengatakan seandainya Al Quran itu tidak turun maka sesungguhnya Al Ashr sudah menjadi hujah yang kuat bagi umat islam. Hal inilah salah satu keagungan dari Al Quran yang terdapat dalam surat tersebut yang apabila kita cermati ternyata kandungannya begitu sangat luar biasa.
Dalam surat ini Allah memberikan peringatan kepada umat manusia bahwa mereka semua dalam keadaan yang merugi. Kecuali orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati suapaya menaati kebenaran dan nasehat- menasehati dalam kesabaran.
Orang yang beriman disini berarti meyakini dengan sepenuh hati atas 6 rukun iman. Pada hal ini dititik beratkan tentang bagaimana kita bisa beriman dengan mempunyai ilmu tentang apa yang diimani. Ilmu disini adalah ilmu tentang ma’rifatullah, ma’rifatur Rasul dan ma;rifatul dinul Islam. Ma’rifatullah akan mengantarkan kita kepada tauhidullah yang nantinya terposisi pada kalimat Lailahaillallah. Sedangkan ma’rifatur Rasul membawa akan ajaran para rasul dengan menjadikannya sebagai tauladan bagi kehidupan seorang muslim dalam setiap pergerakannya di muka bumi. Dan yang terakhir adalah ma’rifatul dinul Islam, yaitu menjadikan Islam sebagai manhaj atau sistem dalam segala aspek kehidupan baik bidang politik, ekonomi, social maupun budaya.
Selain beriman seorang muslim harus mempunyai amal yang baik. Amal disini adalah amal sholih yang bisa mencirikan iman dari seseorang. Kemudian saling nasehat menasehati supaya menaati kebenaran berarti kegiatan ini adalah kegiatan dakwah, dimana seorang muslim diberikan amanah untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Setelah ketiga ini ditutup dengan kata saling nasehat menasehati dalam kesabaran, yang berarti dituntut untuk bersabar dalam segala hal.
Apabila kita bisa menilik pesan yang tersirat dalam surat ini ternyata tidak bisa umat muslim hanya mengerjakan sebagian dari 4 hal di atas. Sebab hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dan tidak terpisah. Seseorang masih dikatakan merugi apabila dirinya hanya beriman saja tanpa mengerjakan amal shalih atau tanpa berdakwah. Seseorang masih belum beruntung apabila ia mengerjakan amal shalih, berdakwah dan sabar tanpa mempunyai iman. Oleh karena itu keempat hal diatas merupakan sesuatu yang sangat utuh dan berkaitan satu sama lain.
(Materi yang disampaikan Ust, Budi Nur Iman pada kegiatan KIP PPSDMS Reg 4 dengan bahasa dan gaya penyampaian dari penulis)

MENANGGAPI TRANSISI MODEL PENDIDIKAN SBI

Dalam perkembangan dunia pendidikan yang Nampak saat ini, baik dari lapisan sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi mulai menstardarkan system pendidikannya. Dimulai dari system menejemen pengelolaan, tersedianya sarana prasarana, bahasa maupun kegiatan ekstrakurikuler sudah mulai menghadapi masa-masa transisi.
Dalam kasus pergeseran ini banyak sekolah yang mengubah dirinya menghadapi perubahan dan keinginan masyarakat yang dalam hal ini adalah orang tua. Tidak sedikit sekolah yang kemudian berlomba-lomba mendirikan kelas akselerasi sebagai kelas unggulan dimana siswa hanya dikenai masa studi selama 2 tahun untuk sekolah dasar dan menengah, tentu hal ini lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan yaitu selama 3 tahun. Bukan hanya dalam itu saja, kali ini sekolah-sekolah sudah mulai membuat gebrakan baru dengan diusungnya sekolah berstandart internasional yang dengan standart ini sekolah menerapkan gaya belajar menggunakan bahasa inggris dengan penambahan sarana prasarana yang memadai. Dengan sekolah berstandar internasional ini diharap siswa mampu bersaing dikalangan manca Negara.
Tentu saja kalau kita melihat hal ini adalah suatu perkembangan yang cukup besar bagi pendidikan bangsa kita karena dengan perubahan semacam ini dunia pendidikan Indonesia akan lebih dikenal dimata internasioanal. Namun sudah benarkan hal ini dilaksanakan dengan baik. 
Perubahan ini sudah sepantasnya di renungkan kembali sebab banyak diantaranya sekolah yang hanya menggunakan label berstandart internasional hanya untuk menarik orang tua untuk mensekolahkan anaknya disana. Disisi lain dengan perubahan semacam ini sekolah biasanya menaikkan biaya SPP yang dibebankan kepada orang tua dengan berbagai alasan. Yang menjadi pertanyaan adalah sepadankan biaya yang dikeluarkan orang tua tersebut dengan service yang diberikan. Jangan sampai dengan mebayar SPP yang lebih tinggi output yang dikeluarkan sama atau malah lebih rendah dari sekolah pada umumnya. Kalau lebih dicermati lagi, sekolah yang mengklaim dirinya sebagai sekolah berstandar internasional haruslah mempunyai kurikulum yang berstandar internasional juga seperti International General Certificate of Secondary Education (IGCSE). Jika ada sekolah berstandart internasional kemudian masih menggunakan kurkulum yang lama atau kurikulum yang sama dengan sekolah yang biasa tentu hal ini patut dipertanyakan.
Bukan hanya dalam masalah kurikulum saja, guru yang mengajar dan sarana prasarana tentunya harus menunjang dengan system yang baru ini. Para guru harus diberi pelatihan sehingga mereka mengerti betul masalah model belajar dan kurikulum yang ada. Mereka haruslah mampu menggunakan bahasa inggris dengan aktif dalam kelasnya. Tetapi kenyataannya banyak dari sekolah yang menggunakan label ini tidak mempunyai cukup guru diluar guru bahasa inggris yang menguasai bahasa inggris. Apalagi dengan guru lama yang mungkin menginjak masa tuanya tentu akan sulit dalam mengupdate kemampuan bahasa inggrisnya lagi. Dalam masalah tersedianya sarana prasarana, sekolah berstandart internasional ini haruslah menyediakan ruang kelas, ruang observasi, laboratorium bahasa, lab matematika, laboratorium IPA dan Komputer, ruang perpustakaan, ruang ketrampilan, ruang kesenian serta fasilitas olahraga ataupun fasilitas lain yang mendukung. Kebutuhan ini haruslah dipenuhi sebab percuma apabila dilakukannya system yang berstandar internasional akan tetapi tak ada fasilitas yang cukup untuk proses belajar mengajar.
Menanggapi uraian tadi sudah sepantasnya pergeseran model sekolah di Indonesia ini di tanggapi dengan serius, mengingat sekolah adalah sarana untuk mencerdaskan anak negeri. SBI bukan hanya sebagai pencitraan sekolah agar mendapat perhatian dari masyarakat, akan tetapi esensi dari sekolah ini haruslah turut diperhatikan untuk kemajuan bangsa.

PEMANFAATAN OTAK KIRI DAN KANAN DALAM BELAJAR

Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa manusia masih memanfaatkan kurang lebih satu persen dari seluruh kemampuan otaknya. Sulitnya menyelesaikan masalah yang kita hadapi biasanya karena kurangnya pengetahuan tentang potensi otak yang telah dianugrahkan oleh Allah kepada kita. Dengan pemanfaatan otak dengan mengetahui struktur dan cara kerjanya akan memudahkan kita dalam mengatasi masalah.
Otak manusia terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Disamping itu ada tiga bagian otak yang mempunyai fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi proses belajar yaitu otak reptilian, otak Limbic, dan Neocortex. Manusia mempunyai kemampuan alami untuk belajar, asalkan sesuai atau tidak bertentangan dengan dengan prinsip bekerjanya struktur dan fungsi otak. Otak tidak akan memberikan perhatian kepada segala informasi yang tidak menarik, membosankan, dan tidak menimbulkan emosi.
Metode belajar cepat dan tepat serta menyenangkan dapat dilakukan dengan mengimbangi kerja otak kiri dan otak kanan agar dapat berkembang secara maksimal. Mengapa disebut metode cepat, karena metode ini dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat menjadi mudah, sederhana / tidak bertele-tele sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Keberhasilan belajar kita tidak ditentukan/ diukur lamanya kita duduk di belakang meja belajar, tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita. Untuk apa kita harus menghabiskan waktu dua jam, jika dapat diselesaikan dengan waktu satu jam? 
Hingga saat ini masih banyak pendidikan yang ada hanya menitikberatkan pada belahan otak kiri sehingga murid mudah stress. Jika kita menggunakan kedua belahan otak kita (otak kiri dan kanan) maka hasilnya jauh akan lebih baik, otak kita tidak cepat lelah dan stres. Stres terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara otak kiri dan otak kanan. 
Ilmu kognitif moderen, terutama penelitian mengenai otak dan belajar telah mempertanyakan banyak asumsi lama kita mengenai pembelajaran. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa belajar yang baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra. Selain itu disebutkan juga tentang gaya belajar menunjukkan orang belajar dalam cara yang berbeda-beda dan satu jenis metode belajar belum tentu tepat untuk semua orang. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada masa sekarang didasarkan pada penelitian mutakhir mengenai otak. Murid diajak terlibat penuh dalam proses belajar mengajar. Belajar bukan mengumpulkan informasi pasif tapi menciptakan pengetahuan secara aktif. Kerjasama antar murid dalam proses belajar mengajar dapat membantu meningkatkan hasil belajar murid. Bagaimana guru dapat membangkitkan imajinasi murid, mendorong murid terlibat penuh dalam proses belajar mengajar, menciptakan lingkungan belajar yang sehat, sehingga murid dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan hasil yang maksimal.  
Materi yang disajikan dengan cara yang menarik akan berkesan dalam ingatan murid. Semua hal yang berkesan tidak akan mudah untuk dilupakan oleh otak . Sesuatu yang berkesan bisa berupa hal-hal yang menyenangkan, menakutkan, menjijikkan, menyedihkan dll. 

Dikutip dari berbagai sumber

ORANG YANG MENJADI PENOLONG AGAMA ALLAH

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (manusia) kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’” (Qs. Fushilat: 33).
Menjadi penolong agama Allah merupakan profesi yang sangat mulia. Menjadi penolong agama Allah artinya kita menegakkan Islam di muka bumi ini. Menegakkannya dalam jiwa kita, dalam diri kita, dalam keluarga kita, dalam lingkungan kerja kita, dalam masyarakat kita, dalam kehidupan berbangsa kita. Bahkan juga menegakkannya dalam urusan-urusan kecil keseharian kita. Bukankah makan dengan tangan kanan adalah tuntunan agama Islam? Bukankah tersenyum kepada saudara seiman adalah ajakan agama kita? Bukankah menghormati yang lebih tua merupakan ajaran agama Allah? Bukankah berbakti dan mendo’akan ayah dan ibu kita adalah seruan agama Allah? Bukankah membaca do’a sebelum masuk kamar kecil anjuran agama Allah? Tentu. Semua menjadi bukti bahwa tak ada yang disebut perkara remeh dalam Islam, meskipun perkara itu kecil.
Menolong agama Allah sama artinya dengan mewarisi tugas mulia para Rasul. Meneruskan perjuangannya untuk menegakkan yang hak diatas yang batil serta berusaha untuk menghilangkan rasa kufur kepada Allah SWT. Setelah Rasulullah wafat, tugas menolong agama Allah menjadi tanggung jawab generasi seterusnya. Ibarat mata rantai, para penolong agama Allah menjadi penjaga terpeliharanya kejayaan agama itu. Karenanya, di zaman kapan pun seorang muslim lahir dan hidup, maka ia menjadi penanggung jawab bagi tegaknya agama Allah pada zamannya itu. Dan, kini, di zaman ini, adalah tugas kita yang hidup saat ini untuk menjadi penolong agama Allah.
Menolong agama Allah bisa menjadi penghalang dari azab Allah. Dalam Al-Qur’an, dengan tegas Allah SWT menyatakan, bahwa salah satu yang menghalangi-Nya untuk mengazab sebuah kaum, adalah bila mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan (mushlihun).
Lalu, bagaimana caranya menjadi penolong agama Allah? Mudah. Tinggal sejauh mana kesiapan kita untuk mau dan mampu menjadi penolong agama Allah. 
Hal ini bisa dilakukan dengan menjadi kader inti bagi sebuah perjuangan da‘wah. Orang-orang seperti ini secara tulus membina diri mereka lalu menyerahkan diri sepenuh hati untuk menolong dan menegakkan agama Allah. Yang paling menonjol dari karakter penolong inti adalah, mereka melakukan transaksi hidup dan perjuangannya dengan Allah, meski secara amal ia berjuang bersama saudara-saudaranya seaqidah. 
Dalam catatan perjuangan Rasulullah, banyak contoh kader dan penolong inti tersebut. Betapa banyak penghargaan-penghargaan terhormat yang diberikan Allah kepada para kader inti itu, yang diabadikan dalam Al-Qur’an. 
Hal lain yang dilakukan adalah dengan mendukung atau paling tidak memberi simpatisan dalam perjuangan Islam, menolong agama Allah tapi keterikatan dirinya masih dibawah para penolong inti, atau kader inti di atas. Dalam sejarah perjuangan Rasulullah, banyak juga orang yang menerima Islam dan mendukung perjuangan Rasulullah, meski kelasnya tidak sehebat para kader inti. 
Jelaslah sudah. Untuk menjadi penolong agama Allah bisa dilakukan siapa saja meski dalam pilihan yang berbeda. Perbedaan itu bukan kasta-kasta, tapi sunnatullah. Karena tabiat manusia sendiri berbeda-beda, kemampuan-nya pun berbeda pula. Ada yang layak menjadi kader inti, ada yang cukup baik menjadi pendukung, ada pula yang bisanya menjadi simpatisan.
Selain itu, tuntunan amal da‘wah pun berbeda-beda. Kadang membutuhkan ketajaman lisan, kadang membutuhkan berjuta uang, membutuhkan tenaga dan pikiran, membutuhkan waktu, tapi kadang juga membutuhkan keberanian untuk mati di jalan agama ini, atau membutuhkan banyak lagi pengorbanan besar lainnya. 
Alasan lain, tantangan amal da’wah berbeda-beda. Lain tempat lain tantangannya. Lain kondisi lain halangannya. Lain zaman lain pula rintangannya.
Seruan untuk menjadi penolong agama Al-lah itu telah lama berkumandang, karenanya, setiap muslim, setiap da’i, setiap organisasi da’wah, harus mengelola diri sendiri dan juga umat ini dengan baik. Agar lahir penolong-penolong agama Allah yang handal, tulus, dan punya semangat kerja tinggi. Jangan biarkan agama ini kehilangan penolong. Jangan biarkan da’wah ini kehabisan kader.
Kian hari seruan itu kian bergema. Maka sambutlah, dan jadilah kader, pendukung, atau simpatisan da’wah. Dan, jangan jadi pengkhianat dan penghancur agama Allah.

Ditulis dar berbagai sumber dengan perubahan secukupnya